MEDIA PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGI (Bagian 3)

Friday, 24 October 20140 comments

Media Identifikasi
Media identifikasi adalah perbenihan yang digunakan untuk menentukan jenis bakteri. Biasanya digunakan beberapa media bersama-sama.

1. Gula-gula.

Urutan :
-Tutup, kapas putih kuning: Glukosa
-Tutup, kapas putih ungu: Laktosa
-Tutup,kapas putih hijau : Manitol
-Tutup,kapas putih merah :Maltosa
-Tutup,Kapas putih biru :Sakarosa.
Positif memfermentasikan gula-gula :warna merah larutan berubah menjadi kuning.
Ada tidaknya gas pada tabung durham glukosa juga harus dilihat.

Gambar : +(gas), +,+, +, + 

2.Sulfur Indol Motility (SIM)


-Sulfur H2S + : Bakteri dalam media berwarna hitam.
Contoh : Salmonella

Gambar : H2S dan indol positif

-Indol positif : Bila ditambah Larutan kovak/indol akan muncul warna merah.
Contoh bakteri : E. coli

Gambar : Motility dan indol positif (pertumbuhan Bakteri menyebar)

3.Simon Citrat (SC)

 
Kegunaan :
Untuk identifikasi mikroorganisme (terutama entrobacteriaceae dan jenis fungi tertentu) berdasarkan kemampuan nya memetabolisme citrate, sebagai sumber karbohidrat.
Prinsip kerja:
Metabolisme citrate menyebabkan alkalinitas dari medium,yang diindikasikan dengan perubahan warna media dari PH indikator bromothymol blue menjadi biru tua.
Kandungan :
Ammonium dihidrogen phospat, dipotasium hydrogen phospat, NaCl, Bromothimol blue, agar.
Hasil positif : Warna media berubah menjadi biru tua.
Cara pembuatan:
Larutkan SC bubuk 22.5 g/L,autoclave 15 menit pada suhu 121 0C,masukan ketabung miringkan sampai mengeras. PH 6.6 ± 0.2 pada suhu 25 0C.
Positif (+) :
Jika setelah ditumbuhi bakteri (24 jam suhu 37 0C) warna media yang hijau berubah menjadi biru.
Contoh :
Bakteri E coli (-), Pseudomonas aerogenosa (+)

Gambar SC (+) .

4. TSIA
Untuk identifikasi enterobactericeae.
PRINSIP:
Penurunan gula dan diiringi produksi asam dideteksi dengan PH indikator phenol red, yang merubah warna dari merah-orange menjadi kuning,pada alkalinitas berubah menjadi merah pekat. Thiosulfat direduksi oleh hydrogen sulfidaa oleh beberapa spesies, hydrogen sulfide bereaksi dengan iron salt membentuk besi sulfide hitam.
Kandungan :
Pepton dari kasein, pepton daridaging, ekstrak yeast, ekstrak daging, sodum clorida, sukrosa, glukosa, ammonium iron(III) citrate,sodium thiosulfat, phenol red, agar-agar.
Pembuatan :
Larutkan TSIA bubuk 65 g/L aquades, pindahkan ke dalam tabung reaksi, autoclaf 25 menit pada suhu 121 0C,miringkan media sampai mengeras.
PH 7.4 ± 0.2 pada suhu 25 0C

5. Nitrat Agar

Gambar : Nitrat Agar.

Hasil positif (+) : jika setelah ditumbuhi bakteri (24 jam suhu 37 0C) di genangi reagen reagen nitri I (2tts) dan regen nitrit II (2tts) akan timbul warna merah-hitam.
*Tutup tabung : Merah biru

Gambar : Nitrat reduksi tes +

6. Urea
Untuk difrensiasi mikroorganisme yang dapat menurunkan/bereaksi urea
Prinsip kerja:
Urea dihidrolisis menjadi karbon diokside dan ammoniak oleh enzim urase. Ammonia yang dibentuk kemudian membuat media menjadi alkali, reaksi ini dideteksi menggunakan indicator phenol red yang mengubah warna kuning media menjadi ungu/merah.
Kandungan:
Pepton dari danging, glukosa, NaCl, Pottasium dihydrogen phosphate, phenol red, agar-agar.
Pembuatan:
Larutkan urea bubuk 21 g/L akuades, autoclaf (15 menit 121 0C),dinginkan sampai 45-55 0 C dan tambah 50 ml urea 40% dari larutan urea 40% yang di saring dan disterilisasi. Diamkan dalam keadaan miring sampai mengeras.
PH 6.8 ± 0.2 pada suhu 25 0C
Urea positif :
Klebiella, proteus, Enterobacter, Citobacter, .

Gambar : bakteri yang memfermentasiakan urea (urea +)

Positif :
Bila bakteri yang ditanam pada urea 24 jam inkubasi 37 0C membentuk warna ungu pada urea agar.
Contoh Bakteri yang urea + : Proteus, Morganella
* Tutup tabung : kapas ungu

7. Lysin Iron Agar (LIA).
Kegunaan :
Untuk deteksi bersama dari lycine decarboxilase (lCD) dan hidrogensulfida indentifikasi dari bakteri citobacter, khususnya salmonella dan Arizona.
Prinsip kerja :
Lysin di karboksilase oleh mikroorganisme member LCD positif member amin cadaverin yang menyebabkan PH indicator bromocresol ungu berubah warnanya menjadi violet. Karena dekarboksilasi hanya terjadi pada media asam ( PH < 6.0 ),kultur media harus diasamkan terlebih dahulu oleh fermentasi glukosa. Oleh karena itu hanya dapat digunakan untuk difrensiasi mikroorganisme yang dapat memfermentasi glukosa.
Mikroorganisme memfermentasi glukosa tapi LCD negative ,menyebabkan media berubah menjadi kuning. Perpanjangan inkubasi alkalinitas dari permukaan media dapat terjadi perubahan warna hasil menjadi violet. Produksi H2S menyebabkan penghitaman media karena bentuk dari iron sulfide.
Pengecualian beberapa strain Proteus morganii,deaminase lysine membentuk alfa ketokarbocilik acid, campuran ini berekasi dengan iron salt dekat permukaan medium, dibawah pengaruh oksigen berbentuk gabungan coklat kemerah-merahan.
Kandungan :
Pepton dari daging, ektrak yeast, glukosa (D+), Lysin monohidroclorida, sodium thiosulfat, ammonium iron III citrate, bromocrecol purple, agar-agar
Cara pembuatan:
Larutkan LIA bubuk 32g/L aquades, masukan kedalam tabung raksi, autoclave 15 menit suhu121 0C, miringkan hingga mengeras,PH 6.7 ±0.2 pada suhu 25 0C.

Gambar : LIA yang belum ditumbuhi bakteri

Positif (+) : Jika setelah ditumbuhi bakteri ( 24 jam inkubasi 37C) warna agar bertambah ungu.
Negatif (-) : Jika setelah di tumbuhi bakteri ( 24 jam inkubasi 37 C ) agar berubah warna.
*Tutup tabung : merah


Gambar : LIA +


Gambar : LIA -

8. MIO agar
Gambar: MIO yang belum ditumbuhi bakteri

Positif : Sama seperti pada LIA, warna media jadi tambah pekat
*Tutup tabung : Kapas putih

Gambar : MIO (–)

9. Arginin

Positif :Tidak berubah warna.

10. Phenil Alanin Agar (PAA)


Positif : Koloni bakteri pada PAA (sebelumnya inkubasi 24 jam) bila di tetesi FeCl3(Ferri chloride 10% ) akan berwarna hijau-biru.

Gambar : PAA +

Contoh + :Proteus sp.
*tutup tabung : Putih hijau

11. Bile Aesculin agar (BE)


BE positif (+) : Jika setelah ditumbuhi bakteri ( 24 jam inkubasi 37 0C) warna agar menjadi berwarna hitam.
Contoh : S. fecalis.
*Tutup tabung : kapas biru hitam

Gambar : BE +

12. Nutrien gelatin


Kegunaan :
Menentukan perhitungan mikroba dari air atau deteksi mikroorganisme yang yang dapat /menurunkan mengencerkan gelatin.
Prinsip kerja :
Mikroorganisme yang menurunkan gelatin menyebabkan pengenceran di sekitar koloni.
Kandungan :
Pepton dari daging, ekstrak daging, gelatin.
Cara pembuatan :
Larutkan secara sempurna gelatin bubuk 128 g/L, autoclave 10 menit 115 0C,PH 7.4 ± 0.2
Bakteri yang gelatinnya + : S. aureus ATCC 25923
S. marcescens ATCC 14756
P. aerugenosa ATTC 27853
B cereus ATCC 11778

13. Dnase Agar
Kegunaan : Untuk identifikasi mikroorganisme, khususnya Staphylococcus yang Dnase +
Prinsip kerja :Koloni memproduksi Hidrolisa Dnase asam deoksiribonukleat isi dari media ini berada di sekitar mereka. Kalau medium degenangi atau diasami dengan HCl 1N, DnA mengendap/kekeruhan dan zona terang terlihat disekitar koloni yang Dnase positif
Kandungan :
Tryptose, NaCl,deoksi ribonukleat acid,agar.
Hasil positif (tersangka) :
Cara Kerja :
Cara pembuatan:
Larutkan 42 g/L aquades,autoclave 15 menit 121 0C tuangkan ke plate.Ph 7.3 ± 0.2 pada suhu 25 C

14. BCA (Bacillus Cereus Agar)
Kegunaan : identifikasi B. cerues
Positif : Jika setelah ditumbuhi bakteri ( 24 jam inkubasi 37C) warna media disekitar koloni berubah menjadi biru.

Gambar : BCA +

15. Amilase
Bakteri Amilase nya + : Jika ditanam pada MH plate,setelah inkubasi 24 jam 37 0 C digenangi lugol/gram B terdapat zona disekitar koloni.

Gambar: Amilase +
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Dunia Analis Kesehatan Indonesia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger