Rongga-rongga serosa dalam badan normal mengandung sejumlah kecil
cairan. Cairan itu terdapat pada rongga pericardium,rongga pleura,
rongga perut berfungsi sebagai pelumas agar membran-membran mesotel
dapat bergerak tanpa bergeser. Jumlah cairan cairan dalam keadaan
normal hamper tidak dapat diukur karena sangat sedikit. Jumlahnya
mungkin bertambah pada beberapa keadaan dan berupa transudat atau
eksudat.
Transudat terjadi terjadi akibat proses bukan radang
melainkan karena gangguan keseimbangan cairan badan(tekanan osmotic
koloid, statis kapiler atau tekanan hidrostatis, kerusakan endotel),
sedangkan eksudat behubungan dengan proses peradangan.
Pemeriksaan
cairan yang tersangka eksudat atau transudat bertujuan untuk
menenetukan jenis untuk mendapatkan keterangan tentang causanya.
Ciri-ciri spesifik transudat :
Cairan
jernih, encer, kuning muda, berat jenis <1018, tidak ada bekuan,
kadar protein < 2,5 g/dl, kadar glukosa kira-kira sama seperti kadar
glukosa plasma darah, jumlah sel kecil, steril
Ciri-ciri spesifik eksudat :
Cairan
keruh (mungkin berkepin-keping, purulen, cyloid), kental, warna
bermacam-macam, BJ>1018, sering ada bekuan, kadar protein lebih dari 4
g/dl, kadar glukosa < kadar glukosa plasma darah, mengandung
banyak sel, dan sering ada bakteri.
Cara Memperoleh Bahan :
- Bahan dari (rongga perut, pleura, perikardium, sendi, kista, hidrocycle), di dapat dengan pungsi.
- Sebagai tempat gunakan penampung biasa , untuk biakan digunakan penampung steril, dan juga penampung dengan anti koagulan( Citrat 20% atau heparin steril)
- Pengambilan harus secara steril
Macam-macamPemeriksaan
1. Pemeriksaan Makrokopis
a. Jumlah : Jumlah semua cairan menentukan luas kelainan
b. Warna:
- Warna transudat kekuningan
- eksudat warna bermacam-macam terkantung penyebabnya. Eksudat karena radang ridangan tidak jauh berbeda dengan eksudat
c. Kejernihan:
- Transudat murni: Kelihatan jernih
- Eksudat :Keruh
d. Bau : Biasanya transudat maupun eksudat tidak memiliki bau bermakna, Timbulnya bau mengarah pada eksudat
e.
Berat Jenis : Harus segera di periksa sebelum terjadi bekuan, Jika
sampel mencukupi dapat dilakukan dengan urinometer, jika hanya sedikit
sebaiknya digunkan refraktometer.
f. Bekuan : Perhatikan
terjadi bekuan ( Renggang, berkeping, atau sangat halus). Bekuan itu
tersusun dari fibrin dan di dapat pada Eksudat
2. Pemeriksaan Kimia
a. Tes Rivalta
Tujuan : Membedakan transudat dan eksudat
Prinsip : Seromucin dengan asam asetat akan terbentuk kekeruhan
Cara Kerja:
-10 ml aquadest + 1tts asetat glacial + 1 tts cairan rongga, lihat di sekitar tetesan.
Hasil pemeriksaan (Sekitar tetesan) :
Transudat: Negatif (tidak keruh/jernih)
Eksudat : Positif (Keruh)
b. Pemeriksaan Glukosa
Cara Kerja
- Sampel : 10 (µl) sampel + 1000 (µl) reagen
- Standar: 10 (µl) standar + 1000(µl) reagen
Campur, inkubasi 20 menit (suhu 20-25 0C) atau 10 menit (37 0 C), Ukur absorban λ =560 nm, menggunakan bkangko reagen
Kadar Glukosa = Absorban sampel/Absoran stadar X Konsentrasi standar
c. Kadar Protein
Cara Kerja
- Sampel : 20 (µl) sampel + 1000 (µl) monoreagen
- Standar: 20 (µl) standar + 1000(µl) monoreagen
Campur, inkubasi 5 menit (suhu 20-25 0C/37 0 C), Ukur absorban λ =540 nm dengan blangko monoreagen,
Kadar Protein total = Absorban sampel/Absoran standar X Konsentrasi standar
Catatan:
Jika BJ ≤1010 sampel harus diencerkan 5-10 kali, jika berat jenis >
1010 perlu pengenceran 20X(jangan lupa pegenceran masuk perhitungan)
3. Mikroskopis :
Hanya bisa di lakukan pada cairan jernih atau agak keruh saja (Purulent tidak bisa).
Pada cairan jernih : penegnceran seperti hitung leukosit darah atau cairan otak
Pada cairan jernih : penegnceran seperti hitung leukosit darah atau cairan otak
Pada Cairan yang agak keruh Gunakan pengenceran yang sesuai (NaCl 0.9%),
Cairan Transudat biasanya mengandung kurang dari 500 sel/ml. Eksudat lebih tinggi.
4. Bakterioskopi
Pengecatan Gram atau Ziehl-neelsen
Sumber : Petunjuk Laboratorium Klinik (R. Gandasebrata) dan Prosedur Kerja.
Post a Comment